--Nugroho Hari (Studio Teater)
"Sebuah laku yang selalu dihantui kekalahan mengubah
perilaku seseorang untuk memproduksi intrik-intrik negatif dalam mencapai
kemenangan, ilmu pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki menjadi hilang, tidak
berfungsi sebagaimana layaknya penopang dalam menjalani kehidupan. Dengan
ke-akuan menjadi hilang akal, menciptakan boneka dan robot-robot untuk
digerakkan demi tujuan".
Terlepas dari sisi mana pemirsa menangkap pesan yang
divisualisasikan dalam pementasan TAK, ada beberapa catatan dalam pandangan
subyektif saya sebagai pegawai pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan
seni;
Proses pementasan yang melibatkan banyak orang di masa
pandemi merupakan tantangan tersendiri bagi kreator dan sutradara agar proses
latihan hingga pementasan seluruh pemain dan tim yang terlibat terhindar dari
pandemi.
Menyatukan visi dari bebagai individu untuk menjadi satu
kemasan panggung merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Menyatukan perbedaan
talenta, kesempatan/waktu, dan emosi atau keinginan tiap individu dalam
mengekspresikan diri terhadap pemahaman naskah yang belum tentu setiap individu
dapat melakukannya, membutuhkan keahlian dan pengalaman untuk mengelolanya.
Sebagai lembaga dan pribadi yang bergelut dalam bidang
kesenian tentu kita wajib aware dengan kegiatan-kegiatan kesenian yang
dilakukan di luar induk organisasi. Kita mesti selalu berupaya untuk bersinergi
dan menjaga keseimbangan kinerja antarlembaga dalam mengembangkan pendidikan
seni bagi masyarakat, sehingga apa yang selalu diwacanakan; sebuah kerjasama
dari "person to person," "organisasi to organisasi," hingga
goverment to government" dalam bidang seni budaya dapat tercapai.
Pada akhirnya berbuat untuk “Tidak Takut Akan Kalah”,
adalah sebuah tawaran dari pementasan "TAK", pilihan untuk melakukan
kebaikan kepada orang lain dalam wujud apapun, dalam seluruh aspek kehidupan,
tidak hanya terbatas pada karya seni,
Wallahualambissawab,
Akhir kata, selamat untuk kreator "TAK", dan
terimakasih Studio Teater telah dipercaya untuk seluruh prosesnya.
-Hari Nugraha-