Friday, May 22, 2020

WfH Spesial: FSC 2020 [FESTIVAL SENI COVID-19, tahun 2020 di Vidyasana]



---Irene Nusanti


Covid-19 membuat kita semua mencari seni menyikapi hidup ini agar tetap semangat dan tangguh. Covid 19 boleh belum tuntas, tetapi hal itu tidak boleh menyurutkan semangat hidup. Semangat untuk mempelajari suatu nilai kehidupan baru - sebagai dampak hadirnya ‘Sang Covid’ di muka bumi - harus terus dikobarkan dengan bergandeng tangan melalui berbagai cara. Salah satu cara tersebut diberi nama: ‘Festival Seni Covid-19’, berlangsung di suatu tempat yang ada di hati kita semua, yaitu Vidyasana. Festival ini merupakan kegiatan dari beberapa teman yang belajar nilai-nilai kehidupan baru melalui berbagai seni menyiasati hidup, diantaranya adalah seni membawakan acara, seni membaca puisi, seni membaca berita dalam bahasa Inggris, seni berlatih bahasa Inggris melalui lagu, seni belajar memainkan alat musik, dan masih banyak ‘seni-seni baru’ lainnya yang nantinya dapat bermunculan jika kita mau mencoba.

Covid-19 telah mengajarkan kepada kita untuk tidak membuat diri kita menjadi terbatas hanya karena dibatasi oleh ruang gerak dan gerak langkah yang sempit. Jika paket kuota internet bisa dibuat ‘unlimited’, maka kreativitas menciptakan ‘seni-seni baru’ juga dapat didesain menjadi ‘unlimited’. Melalui Covid-19, kita juga dilatih untuk tidak takut mencoba hal baru, yang belum pernah dilakukan sebelumnya agar kita bisa menjadi ‘unlimited’. Maxwell (2017) mengatakan bahwa yang dapat membatasi gerak langkah adalah ‘pikiran kita sendiri. Kondisi ‘kumyur’ yang dialami dalam diklat Google Classroompun tidak dapat membatasi kita: the show must go on – so does the show of life’. Jadi, jangan ijinkan Covid-19 membatasi pikiran kita untuk melakukan sesuatu, sebagai ekspresi dari nilai-nilai yang dapat dipetik dari kejadian di balik pandemi tercinta. Kita juga diajak untuk tidak terlalu khawatir, karena tidak ada satu kejadianpun di muka bumi ini yang 100% negatif murni, pasti ada sekian persen tercampur unsur positif (Meyer). Possibility thinking (cara berpikir alternatif) mengajak kita untuk mengarahkan pikiran pada digalinya alternatif positif di balik ‘raungan sirene pandemi’ yang hanya dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga. Possibility thinking juga berperan dalam mempengaruhi kita untuk meninggalkan euphoria popular thinking yang hanya memiliki banyak pengikut, tetapi seringkali kurang memiliki bobot. Akhirnya, possibility thinking juga mengajak kita untuk tidak kembali kepada kehidupan lama sebelum pandemi, tetapi mendesain berbagai alternatif pola kehidupan baru yang lebih membuat kita semua merasa sebagai manusia, bukan robot yang terus menerus diputar tanpa henti. Semoga pemikiran-pemikiran yang digali selama pandemi, termasuk yang digali melalui FSC-19, dapat ikut berperan dalam memberikan alternatif-alternatif dimaksud. Selamat menyimak FSC 2020.......bila diperlukan pakai headset...


Salam unlimited,

Participants of FSC 2020


Link urutan kegiatan FSC 2020 di Vidyasana
Opening FSC 2020:


Pembacaan Puisi:



MC mengantar belajar bermain keyboard dan menyanyi



Belajar bermain keyboard dan belajar menyanyi lagu berbahasa Inggris



MC dan Belajar membaca berita berbahasa Inggris



Closing FSC 2020


###

6 comments:

  1. Bu Irene Nusanti luar biasa, bisa membuat orang lain bahagia. Terima kasih Bu Irene, saya telah dilibatkan. Matur nuwun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah...mas Pur sungguh menghayati isi dari puisi ciptaan mas Rohmat itu 👍🏻 👍🏼 👍🏽

      Kebetulan "Solitaire" adalah salah satu lagu yang saya sukai, dan musiknya ini pernah dihadiahkan oleh bu Irene pada hari ulang tahun saya tahun lalu...

      Delete
    2. Sama-sama mas Purwadi, saya senang ternyata mas Purwadi jago baca puisi. Pasti masih ada bakat-bakat lain yang disembunyikan. Kapan-kapan kolaborasi lagi ya mas Pur...

      Delete