Monday, July 22, 2019

Eksakta

--Eko Santosa

Mata pelajaran yang tergolong ke dalam ilmu eksakta semacam Matematika atau IPA menjadi primadona di sekolah dasar dan menengah sekaligus dianggap sebagai penanda kecerdasan siswa. Seolah masa depan baik para siswa itu terletak pada capaian nilai pada setiap mata pelajaran eksakta. Keseolahan itu menjadi pasti seperti halnya “eksakta” yang dimaknai sebagai satu hal yang “pasti”. Sementara jauh dalam perjalanan kajian ilmu pengetahuan, apa yang dikatakan “pasti” tidak sepenuhnya pasti. Persis seperti apa yang disampaikan oleh Hawking bahwa, “Lubang hitam tidak sepenuhnya hitam”.

Fisika Atomik dan Biologi Molekuler menghadapi kegalauan luar biasa untuk menduduki singgasana ilmu pasti serupa halnya dengan Fisika Alam Raya yang penuh dengan perkiraan. Adalah Fritjof Capra yang mengungkapkan hal ini, di mana para ilmuwan sedikit bingung menentukan kebenaran universal (satu prasyarat dalam ilmu pasti) dalam 2 cabang ilmu pasti tersebut. Banyak terdapat mikroorganisme yang dapat berkembang biak namun sulit ditentukan apakah itu sejenis binatang atau tumbuhan. Dalam perihal atom, sulit ditemukan kebenaran pasti karena pergerakan ion-ion dalam atom sangat tergantung dari sisi di mana pengamat melakukan pengamatan. Artinya, jelas tidak bisa dipastikan - dalam konteks kebenaran universal - hasil dari pengamatan tersebut.

Di bidang Matematika, Minkosvki menyampaikan bahwa jika bumi itu bulat dan jagad raya melengkung, maka tidak akan pernah ada garis lurus di dunia ini. Pernyataan ini mengandung konsekuensi bahwasanya jarak satu meter bukanlah satu meter karena jarak dengan demikian juga melengkung. Setiap garis yang diukur di muka bumi ini dengan demikian tidak akan pernah menemukan ukuran pasti karena selalu bersifat melengkung.

Dari para ilmuwan itu dapat ditemukan simpulan bahwa pemaknaan dasar “eksakta” sebagai hal yang pasti jika ditelaah mendalam ternyata juga menyimpan “ketidakpastian”. Pemaknaan eksakta sebagai penentu masa depan baik pun dengan demikian juga mengandung ketidakpastian. Artinya, pemilik nilai baik dalam mata pelajaran eksakta belum tentu memiliki masa depan yang lebih baik. Jadi masa depan manusia tidak pernah bisa ditentukan dari hasil nilai baik dalam mata pelajaran eksakta. Yang perlu diingat adalah Fisika sebagai salah satu bidang pengetahuan eksak menyatakan dengan pasti bahwa jagad raya itu melengkung. Faktanya manusia hidup di dalam lengkungan itu. Bukan meniti garis yang lurus. (**)

Eko Santosa, Merapi Online, 200719

3 comments:

  1. Sebagai ilmuan ilmu pasti, Einstain mengatakan satusatunya kepastian adalah ketidakpastian. Kalo kita berlajar matematika lbh dalam lama2 kita tahu bhw matematika pun ilmu yang hanya mendekati saja, tidak pasti. Contoh paling sederhana adalah lingkaran. Baik keliling maupun luasnya dihitung dengan phi: senilai 22/7. Kalo ini diterapkan, maka baik keliling maupun luas, hanya mendekati saja. Makanya ada matematik analitis dan numerik. dan dalam kehidupan sehari2 hampir pasti dihitung dengan matematik numerik; yang sebernarnya adalah penjumlahan dari bagian2 sangat kecil dari sebuah bagian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Minkoswki pendukung utama relativitas Einstein dalam bidang matematika

      Delete
  2. Ketika ada ketidakpastian, maka segala sesuatu menjadi mungkin. Terbukalah pintu dan ruang terhadap banyaknya berbagai kemungkinan dan pilihan. Embrace the uncertainty...

    ReplyDelete