Tuesday, March 31, 2020
WfH Series: LOCKDOWN OH LOCKDOWN
--Yustinus Aristono
---Minggu pagi tanggal 29 Maret 2020 seperti biasanya saya bersepeda pagi sekedar mencari keringat setelah Jum’at kemarin tidak melakukan olahraga sepeti biasa yaitu pingpong . lumayan ada sedikit keringat yang keluar walaupun tidak sambil berha-ha hi-hi dengan teman lazimnya kalau pingpong ria di kantor.----
Kira-kira pukul 06,30 WIB Meski jalan sedikit lengang, namun di mulut-mulut gang atau jalan kampung orang sudah ramai dan sibuk memasang palang-palang bambu sebagai penghalang (portal) menutup akses jalan agar tidak dilewati orang maupun kendaraan. Disamping memasang portal/penghalang jalan, mereka juga sibuk membuat tulisan ‘Lockdown; bahkan ada yang memasang peringatan lebih keras ‘Lockdown po Smackdown’. Semua itu merupakan dampak dari merebaknya virus corona (COVID-19) yang mengerikan itu. Ujung-ujung gang atau jalan kampung semua ditutup dengan portal dan tulisan sejenis. Keadaan ini membuat kita miris. Betapa tidak, sampai saat ini korban akibat virus corona semakin bertambah baik yang positif, ODP maupun PDP. Indonesia untuk kasus positif Corona (COVID-19) sudah melebihi angka seribu, sedangkan yang meninggal sudah lebih dari 100 orang. Akan itu terus bertambah? Kondisi yang sangat mengkhawatirkan apabila kita tidak mengambil langkah pencegahan. Langkah pencegahan itu yang paling sederhana adalah menjaga kesehatan dan membatasi diri untuk tidak keluar rumah.
Sampai saat ini pemerintah belum mengambil langkah lockdown tetapi hanya melakukan pembatasan wilayah secara parsial. Langkah lockdown tidak diambil karena menurut Machfud MD karena tidak ada dasar hukumnya di Indonesia. Sementara kebijakan lockdown tentunya membawa konsekuensi yang besar bagi negara.
Sebagai contoh negara Italia, korban tewas akibat wabah virus Corona di Italia bertambah 812 orang dengan 100 ribu orang diduga terinfeksi. Karena itu, Pemerintah Italia akhirnya memutuskan untuk menambah masa lockdown negaranya hingga 12 April 2020.
Seperti dilansir AFP, Selasa (31/3/2020), Italia memperpanjang masa lockdown yang melumpuhkan perekonomian hingga setidaknya pertengahan April. Upaya ini dilakukan untuk menekan virus Corona yang telah merenggut 11.591 nyawa di Italia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil langkah lebih lanjut guna menekan penyebaran virus corona. Bukan dengan karantina wilayah atau lockdown, melainkan pembatasan sosial berskala besar.
Pembatasan sosial berskala besar adalah pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit. Kebijakan ini meliputi sejumlah poin, di antaranya peliburan sekolah dan tempat kerja hingga pembatasan kegiatan di tempat umum.
Lantas, sampai kapan kondisi seperti ini terus berlangsung ? perasaan bulan kemarin di kantor kita yang pensiun hanya Bu Tri Suerni dan pak Bambang Setya Cipta, tetapi kok semua ikut ‘dirumahkan?’. Kebijakan WfH membawa dampak positif dan negatif. Sederhana saja, dampak positifnya kita mempunyai kesempatan besar untuk berkumpul bersama keluarga, tetapi negatifnya dirumah terlalu lama ternyata jenuh juga. (“dan BOROS “, kata istri saya).
Ditengah kecemasan merebaknya virus corona (COVID-19) barbagai usaha dilakukan seperti: social distancing, phisikal distancing, #dirumahaja, gerakan cuci tangan 6 langkah, jaga kebersihan dan masih banyak lagi, tentunya kita harus tetap selalu menyelipkan permohonan dalam setiap doa kita semoga wabah ini segera berlalu sehingga bisa beraktivitas kembali dengan nyaman.
(Dari kegelisahan diri dan didukung beberapa sumber)
Seturan, 31 Maret 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kampungku juga menutup semua akses jalan masuk mas. Katanya untuk menjaga agar virus corona tidak masuk di kampung. Haha... Kamongko viruse ki raketok, isoh isohe dijaga. Emotikon mesem loro.
ReplyDeleteJosss. Tulisan berdasar fakta dan data.
ReplyDeleteMalah ono sing nulis "lock dont", ono sing " Slow down", ono sing " Download".
ReplyDeletePositifnya adalah warga sadar akan bahaya covid19..
ReplyDeleteTulisan-tulisan seputar lock-down itu bisa bikin ketawa sendiri, malah jadi hiburan dalam kondisi tak menentu ini...
ReplyDeleteSolidaritas dg mb Erni dan pak Bb, jd semuanya ikutan di rmh...🙂
ReplyDelete