Friday, January 25, 2019

Optimis vs Realistis

----Widayati Indarsih

Dua istilah itu sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Sebenarnya, apa perbedaan makna antara keduanya? Sebelum mendeskripsikan perbedaannya,sebaiknya terlebih dahulu kita pahami persamaannya.

Kedua kata di atas memiliki persamaan dalam hal: keduanya bermakna pada cara pandang seseorang terhadap sesuatu hal dalam kehidupan ini.

Orang yg optimis selalu memandang positif pada sesuatu hal. Orang jenis ini umumnya pekerja keras, dan menginginkan hasil kerjanya ideal, sesuai harapan/target yg telah dietapkan, bahkan jika memungkinkan melampauinya. Orang optimis kadangkala dikatakan naif, karena harapannya terlalu besar tanpa memandang kondisi/kekuatan yg dimiliki.

Pada orang realistis, umumnya memaknai hidup dengan sesuai kondisi, harapannya tidak sebesar orang optimistis. Mereka cenderung bekerja untuk tujuan2 dalam jangka waktu pendek. Orang realistis tidak terlalu memusingkan diri dengan target2 yg belum dapat tercapai, yg penting bekerja keras apapun hasilnya.

Nah, setelah memahami makna kedua kata tersebut, mari kita refleksi ke diri kita masing2, kira2 kita tergolong pada jenis yg mana.

Untuk memudahkan diri dalam refleksi, ayo kita gunakan objek/ konten yg akan kita coba maknai.

Tahun ini, kegiatan yg ada (baca: melibatkan WI) dlm DIPA kita hanya satu.Padahal sesuai dengan jabatan kita sebagai WI, kita dituntut untuk dapat memenuhi skp yang setara dengan angka kredit minimal ...(baca: sekian koma sekian) dalam kurun waktu 1 tahun, tergantung golongan WI nya.

Perlu dan wajib kita pahami , SKP merupakan tanggung jwb dan kewajiban setiap pegawai, termasuk WI di dalamnya. Output SKP seorang WI diejawantahkan dlm bentuk capaian angka kredit. Outcome dari angka kredit seorang WI berupa tunjangan kinerja. Artinya, agar tukin kita "sah"/ "halal" maka angka kredit yg sekian nilainya itu wajib kita penuhi.

Pertanyaannya: dg alokasi kegiatan th 2019 yg teramat sgt sedikit tersebut, dapatkah kita memenuhi target SKP kita?

Untuk Bp/Ibu yg sangat yakin dapat memenuhi target tersebut, silahkan beri masukan atau argumen.... Anda kemungkinan termasuk golongan orang yg optimistis.

Utk Bp/Ibu yg masih bimbang bagaimana memenuhi perolehan angka kredit tersebut, mungkin Anda masih termasuk org yg pesimistis. Bacalah dan belajarlah dari teman2 yg optimis dapat memenuhi perolehan kredit tsb beserta rencana2 nya.



Dalam perjalanan pulang, 25 Jan 2019.

2 comments:

  1. Untungnya WI itu orang merdeka. Bisa buat buku, bisa bikin pembelajaran mandiri. Bisa juga tidur he he

    ReplyDelete
  2. Masalah penulisan gak mau komentar, tapi secara konten ada yang setuju tapi ada juga yang tidak setuju. Wi memang merdeka, maka secara individu harus optimis. Persoalannya kita juga mempunyai tanggungjawab sosial kenegaraan untuk mengingatkan sesuatu yang kurang. Apalagi ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan secara individu. Masalah masih banyaknya kompetensi ditempat kita yang belum mendapat lisensi itu masalah lembaga. Dan masalah seperti tidak mungkin diselesaikan secara individu, tapi lembaga harus hadir menyelesaikan masalah. Maka usaha untuk meminta anggaran bulan dalam konteks gak optimis atau gak bisa membuat pekerjaan, tapi konteksnya mengingatkan pada lembaga ada sesuatu yang membutuhkan lembaga menyelesaikan itu.

    ReplyDelete