Showing posts with label Lain-lain. Show all posts
Showing posts with label Lain-lain. Show all posts

Saturday, July 4, 2020

WfH Series: Sistem Operasi dan Aplikasi Gratis



--Eko Santosa



Windows adalah raksasa sistem operasi komputer selain macOS. Untuk dapat menggunakannya, seseorang harus membeli perangkat yang di dalamnya sudah tertanam sistem operasi tersebut. Pilihan lainnya ialah membeli secara terpisah sistem operasi itu untuk ditanam (install) di komputer yang dimiliki. Meski tidak bisa didapatkan dengan gratis, kepopuleran Windows dan macOS tidak dapat disangkal. Bahkan banyak orang mau menggunakannya meski dengan cara ilegal (bajakan). Untuk macOS mungkin sudah terkenal istilah hackintosh di mana sistem operasi mac dapat ditanam – dengan proses hack tentunya - di komputer atau laptop umum. Sementara untuk Windows tidak perlu dipertanyakan lagi karena penggunaan sistem operasi ini secara bajakan sudah menjadi rahasia umum.

Kedigdayaan namun sekaligus ekslusif dan mahal dari Windows dan macOS ini menantang komunitas pengembang untuk menciptakan sistem operasi gratis yang dapat digunakan oleh siapapun. Dari projek ini lahirlah Linux yang diprakarsai Linus Torvalds. Linux adalah satu sistem operasi terbuka yang bebas untuk dikembangkan oleh setiap komunitas pengembang dan di-share secara gratis atau berbasis donasi suka rela. Karena sifatnya yang bebas dan terbuka, Linux memiliki ratusan versi distribusi (distro) dari para pengembang di seluruh dunia. Kabar gembira ini seolah menjadi solusi besar bagi kebutuhan sistem operasi komputer di dunia yang dapat digunakan siapa saja secara resmi dan gratis. Pada mulanya memang begitu namun dalam perkembangannya ternyata tidaklah begitu.

Linux tidak serta-merta menjadi idola dan pilihan banyak orang meskipun gratis. Posisi untuk menggeser sistem operasi yang sudah ada sangat berat. Persoalan besar pertama adalah keramahan atau kebiasaan penggunaan. Berikutnya soal penyebaran informasi serta edukasi penggunaan. Selanjutnya, dan ini masih menjadi masalah pokok adalah kemudahan koneksi dengan perangkat pendukung lain semacam printer, scanner, kamera, dan lain sebagainya.

Para pengembang Linux sudah berusaha sangat keras menjawab persoalan yang ada. Instalasi dan pengoperasian saat ini sudah sangat mudah, ketersediaan aplikasi yang banyak, gratis serta mudah untuk ditanam atau dihapuskan, termasuk kemenarikan antarmuka pengguna sudah dilakukan. Bahkan ada versi distribusi yang dibangun mirip sekali dengan Windows seperti Makulu Lindoz dan ada yang mirip macOS seperti Elementary OS. Penyebaran informasi dan edukasi melalui pelatihan-pelatihan sudah pula dilakukan termasuk terbentuknya komunitas pengguna di kota-kota besar. Kemudahan koneksi antarperangkat juga semakin nyata bahkan jika terjadi kesulitan, forum komunitas di web dapat dijadikan ajang komunikasi untuk mengatasi persoalan. Dalam konteks ini, sudah banyak hal yang dilakukan oleh komunitas pengembang Linux.

Namun demikian, di dalam kenyataan, pengguna macOS dan Windows belum mau beralih. Meskpun aplikasi di dalamnya banyak yang berbayar seperti office suite, pengolah grafis, suara, video dan lain sebagainya - sementara di Linux semua aplikasi itu bisa diunduh gratis - tetap saja sebagian besar orang belum mau menjadikan Linux pilihan. Pengguna Linux paling banyak ditengarai adalah orang yang memiliki komputer personal atau laptop yang sudah uzur karena banyak distro Linux menyediakan sistem operasi untuk perangkat cukup umur dan spesifikasi rendah. Itupun tidak berlaku untuk semua orang karena masih banyak yang tetap bertahan menggunakan Windows dan macOS versi lama meskipun sudah tidak mendapatkan lagi dukungan dari vendornya.

Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua yang bersifat gratis itu akan menarik minat banyak orang. Dalam konteks ini, penggunaan sistem operasi dan aplikasi tanpa lisensi justru lebih marak dan menarik minat dibanding yang disediakan resmi dan tak berbayar. Mungkin faktor masif, familiar serta menterengnya sistem operasi dan aplikasi lebih menjadi pilihan daripada faktor kegunaan dan keresmiannya. Kebanyakan orang akan memilih MS Office dibandingkan Libre Office selain karena keumuman juga siapa yang kenal dengan Libre Office? Kebanyakan orang akan memilih Photosop dibanding Gimp, lebih memilih Outlook dibanding Thunderbird, lebih memilih Adobe Reader dibanding Evince, lebih memilih MS Pad daripada Leafpad, lebih memilih CorelDraw daripada Inkscape, lebih memilih Adobe Premiere daripada Kdenlive, dan masih banyak lagi. Pada akhirnya banyak orang – apapun dan bagaimanapun caranya – lebih memilih macOS dan Windows daripada Linux. Oleh karena itu, jalan panjang serta usaha keras untuk penggunaan masif sistem operasi dan aplikasi gratis mesti harus ditempuh dan tentu saja tanpa henti. (*)




Ekoompong
Domas, 25 Juni 20


Monday, April 13, 2020

WfH Hobi: Only One


---Irene Nusanti

Semua orang suka musik, demikianlah kalimat yang sering terdengar di telinga. Sepertinya memang benar bahwa semua orang senang musik, tetapi tidak semuanya bisa bermain alat musik. Alasannya masuk akal, karena bermain alat musik tidak mudah. Jika mudah, pasti ada lebih banyak orang yang memainkan alat musik dari pada yang bisa ditemui saat ini. Karena suit, maka ‘seprono seprene’ belajar alat musik keyboard, baru satu lagu berjudul ‘Send Me the Pillow’ yang bisa dikemas seperti ini selama WfH. Hasil ‘paling baik yang bisa dilakukan’ inipun harus disertai dengan doa ‘semoga benar’ karena beberapa hal berikut.

1. Solmisasi masih ada di dalam teks

2. Kurang peka terhadap ketepatan ritme

3. Fokus terbagi: untuk teks dan turs keyboard

4. Ada kesulitan dalam sinkronisasi dan koordinasi saat memainkan keyboard dengan saat menyanyiannya.

5. Perasaan tegang ketika direkam, walaupun dilakukan secara self-recording.


Andaikata hasil ini belum benar, doa dan harapannya semoga ada yang memberitahu (😀) untuk membuat hasil ini menjadi lebih benar. Dalam belajar keyboard, sebagaimana dalam belajar apapun, diperlukan ketekunan dan kesabaran; menuntut usaha yang terus menerus. Siapa tahu dengan doa dari teman-teman yang membaca artikel ini, dari ‘only one song’ menjadi ‘a thousand songs’. Pesan singkat yang ingin disampaikan melakui judul artikel ‘Only One’ adalah ‘jangan takut untuk belajar sesuatu yang baru meski sudah tua’. Alasannya, tidak ada hubungan antara belajar hal baru dengan menjadi tua. Kalaupun ada, yang mengatakan demikian pasti mindsetnya sendiri yang sudah mengakar dan membentuknya sedemikian rupa sehingga sikap yang ditunjukkan adalah ‘sudah tua....mau apalagi....’. Sungguh kasian.......

Jadi, tidak perlu membawa-bawa kata ‘tua’ ketika kita ingin mempelajari sesuatu yang baru, tentu saja ‘yang disukai’, dan bukan asal meniru. Dalam hal ini perlu dihindari sikap ‘becoming a copycat’. Being a copycat is nothing but destroying our own true happiness. Kalau perlu diterbitkan sebuah buku dengan judul: ‘Belajar hal baru pada Usia Tua...kenapa tidak?’



Friday, March 27, 2020

WfH Series: Intentional COVID 19+1 di P4TKSB


--Irene Nusanti

Sementara banyak diantara kita yang dicemaskan dengan wabah COVID 19, bagaimana dengan P4TKSB. Adakah COVID 19 disana..? COVID 19 semoga tidak ada, yang jelas ada adalah COVID 19+1. Apakah COVID 19+1 itu? Berbahayakah...? COVID 19+1 adalah Care Of Very Impressive and Dear-friend tahun 2019+1, yaitu awal tahun 2020. Suatu kegiatan mengantar teman yang memasuki masa purnatugas. Mengapa perlu diadakan? Untuk menumbuhkan self awareness kita bahwa prestasi seseorang bukan tentang how much we have achieved while we are still active, but more to how much we care about other people while we are still able to (Maxwell  2017).  Kita semua tentunya ingin menjadi pribadi-pribadi yang belajar untuk berprestasi. Oleh karena itu kita perlu menggeser mindset, dari mengejar 'sukses' ke mengejar 'significance', dimana bentuk dari being significant adalah ketika kita bisa bermanfaat, bukan dimanfaatkan, untuk orang lain sesuai porsi kita masing-masing. Berikut adalah bentuk COVID 19+1 di P4TSB yang merupakan manifestasi dari 'good idea' menjadi 'great idea' karena diolah secara bersama-sama, tidak ada yang menjadi a single superhero.






Wednesday, March 20, 2019

Apa dan Bagaimana Gerakan Sekolah Menyenangkan



---Bambang Setyacipta

Gerakan sekolah menyenangkan sudah berjalan 4 tahun sejak di launching pertama kali tahun 2015, gerakan ini bertujuan untuk memberikan tekanan pada 4 hal yakni a) Belajar tanpa dipaksa (sisi akademik), b) Disiplin tanpa ditakut-takuti (karakter), c) Peduli dan menghargai tanpa syarat dan d) Berprestasi tanpa di tekan sehingga diharapkan anak menjadi bahagia dan produktif dalam kegiatan kesehariannya baik di sekolah, di rumah dan di lingkungannya. Dengan demikian memerlukan berbagai aktivitas yang merujuk kepada 4 hal di atas.

Bagaimana hal ini dapat terjadi:

1 ---Sebagai seorang guru harus mengetahui mengaktifkan kemampuan kognisi anak melalui berbagai aktivitas baik otak kiri maupun otak kanan caranya melalui berbagai aktivitas seperti pembelajaran berbasis riset misalnya seorang anak dituntut untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan lingkungannya seperti pemanfaatan berbagai limbah digunakan yang terdekat dengannya styling form bisa dibuat untuk berbagai jenis permainan sederhana atau sebagai media belajar (membentuk angka, membentuk huruf, membentuk berbagai mainan yang sederhana, dll)

2. Menggerakkan motorik anak melalui berbagai aktivitas seperti menari, berolah raga, kegiatan di luar kelas (out bond). Hal semacam ini perlu dilakukan agar ada keseimbangan antara head, Heart dan Hand.

3. Melakukan aktivitas sosial baik di kelas maupun di luar kelas seperti pembelajaran circle time dimana anak bersama guru untuk saling berbagi masalah yang dihadapi baik masalah pribadi maupun masalah yang dihadapi temannya, dan juga membahas materi pembelajaran yang sedang dibahas saat itu atapun saat sebelumnya

4. Emosi, disini anak mengemukakan apa yang dirasakannya saat itu baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan dimana dia tinggal (curhat harian melalui kartu curhat, misal diganggu teman, dipinjam alat tulis tidak dikembalikan, atau didiamkan teman dll)

5. Ekologi, sebelum kita berbicara mulai dari makro sistem hingga mikro sistem, yang hendak dibangun dulu terdekat dengan anak adalah membuat lingkungan sekolah menjadi ramah anak, anak diperlakukan sebagai subyek yang diperhatikan benar kebutuhannya baik emosi, kognisi, maupun motoriknya sehingga anak merasakan bagaimana bermain seraya belajar dan tentu saja pembentukan sikap menjadi titik fokus gerakan ini.

Tiga (3) pendekatan yang dilakukan dalam menyelenggarakan gerakan sekolah yang menyenangkan:

1. Secara prinsip yang utama adalah bagaimana pelaku pendidikan utamanya guru yang harus mengubah paradigma berpikir terlebih dahulu sehingga ada kesamaan visi, misi, tujuan bersama semua stake holder sekolah (Dinas, Pengawas,Kepala Sekolah, Guru, Siswa). Guru merupakan penggerak utama (primary mover), dalam perubahan khususnya di dunia pendidikan. Peserta didik yang utamanya sebagai subyek diberikan kesempatan untuk saling berbagai dan merefleksi perilaku-perilaku yang baik (bukan semata-mata nilai menjadi tujuan utama, namun lebih pada perubahan sikap siswa)

2. Penciptaan ekosistem dari mulai Pusat (Kemdikbud), Kab/Kota (Dinas- Dinas), satuan pendidikan, lingkungan masayarakat dan keluarga harus sering sejalan dan seirama. Dalam sistem pembelajaran lebih diarahkan pada pembelajaran life skill, terkait dengan kehidupan anak sehari-hari seperti menyeterika, menata sprei saat bangun tidur, berkolaborasi dalam belajar, anak diberi kesempatan untuk menata kelas sehingga anak merasa betah untuk belajar dll.

3. Delivery System (pedagogi), berbasis riset dan langsung bersentuhan dengan kondisi riil problem pembelajaran seperti meneliti langsung pohon secara berkelompok, hasil ini selanjutnya dipaparkan di kelas dan berdiskusilah mereka dengan bimbingan guru.



Salah satu bukti bahwa anak mengalami perubahan dalam perkembangan karakter siswa, sehingga orang tua siswa puas dengan gerakan ini. Ayo mulailah belajar dari hal-hal yang sederhana dengan pendekatan kurikulum yang tidak biasa oleh para guru akan menyebabkan semua hal di atas menjadi nyata dan bukti yang tidak terbantahkan, bahwa Gerakan Sekolah Menyenangkan bisa dijadikan virus baik bagi pendidikan anak ke depan.

Wednesday, February 6, 2019

Pak Marsono dan Pak Lazim


---Rohmat Sulistya 

Sesungguhnya saya sedang galau. Sejak saat itu saya memang sering galau dan sedih, entah apa penyebabnya. Yang jelas bukan pre menstruation syndrome. “Cobaanmu memang berat, tapi harus kuat”. Begitulah hati saya kira-kira mencoba membesarkan.

Untuk menepis rasa galau, saya menulis saja.

Sejak saat itu, rutinitas hidup jadi berubah total. Bangun setengah empat pagi, mengerjakan banyak hal dirumah sampai mengantarkan anak ke sekolah dilanjut berangkat ke kantor. Sering sekali, sebelum jam tujuh saya sudah sampai di kantor. Ini mungkin sisi baik dari perubahan rutinitas saya. Pekerjaan di rumah selesai, sampai di kantor tidak terlambat.

Pagi ini.

Karena waktu masih pagi, saya berkesempatan melakukan beberapa hal sebelum masuk ruang kerja. Pagi ini saya mampir di masjid kantor, masjid warna hijau yang cukup megah dan nyaman untuk transit di pagi hari. Tahun-tahun lalu saya sering bersua dengan beberapa senior yang sama-sama transit sambal menunggu jam delapan. Pak Marsono dan Pak Lazim (alm) adalah beberapa teman yang saat itu sering berjumpa.
Dan, posisi saat ini saya berada tepat pada posisi Pak Marsono sering sholat di pagi hari. Di barisan depan ujung kanan. Mungkin banyak yang tidak tahu, kalau beliaunya rajin transit di masjid pada tahun-tahun akhir mengabdi.

“Sebaik-baik saya, lebih baik orang lain. Seburuk-buruk orang lain, lebih buruk saya”. Demikian nasihat dari Derry Sulaiman, mantan gitaris band trashmetal yang sekarang berada di jalan dakwah. Dan dengan ungakapan inilah pasti Pak Marsono jauh lebih baik dari saya. Saya beberapa kali berkesempatan tugas dengan beliaunya di Aceh. Mungkin sekitar 3 kali, saya tugas bersama beliau. Satu kamar hotel pula. Dan tiada yang terlintas, kecuali kebaikan-kebaikan dan kesederhanaan. Dan, saat itu saya merasa beliau egaliter juga. Setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan; dan itulah uniknya. Dan kadang kita baru merasakan sesuatu kebaikan dari seseorang ketika kita dekat sekali, atau bahkan terpisah sekali.

Di Aceh, biasanya kita pengin mencoba sesuatu yang khas. Sore-sore habis Maghrib atau Isya, --saya agak lupa—kita mencari makan malam di sekitar hotel di Banda Aceh, tidak begitu jauh dari Masjid Raya. Kita jalan menyusuri jalanan yang cukup banyak menyajikan menu-menu khas Aceh. Tapi, pada akhirnya kita makan di pecel lele Lamongan, memesan ayam goreng. It’s ok. Itulah mungkin kesederhanaan, dan saya enjoy saja karena saya suka dengan ayam penyet lamongan. Di Banda Aceh kita juga lebih sering naik becak motor langganan Pak Mar. Walaupun sebentar, beliau sudah punya becak langganan dengan pengemudi berjaket lusuh berbau keringat. Dan saking setianya Pak Mar tidak berganti-ganti. Dengan tukang becak…ha..ha.. Ya mungkin itu juga wujud kesederhanaan, dan berpikir simple.

Pak Lazim, juga tidak kalah baiknya. Beliau orang yang paling ramah dan egaliter di kantor ini. Dia orang yang lebih dulu menyapa sebelum saya menyapa. Padahal beliau senior di kantor. Walaupun saya belum pernah tugas bersama dan mungkin jarang ketemu pada saat itu, tetapi keramahan dan senyuman adalah icon beliau. Insya Allah, Allah memberi tempat mulia pada beliau, sebuah tempat bagi orang-orang sholeh.

Semoga saya dan kita-kita bisa meneladani kebaikan-kebaikan teman-teman kita.  


Thursday, January 24, 2019

Tes

Selamat datang di blog kita. Vidyasana milik kita. Lahirkan pikiran menjadi tulisan.