Thursday, April 30, 2020

WfH Series: Menyimak SINTEDARU


--Rin Surtantini


Pada tengah malam yang sunyi pada hari Minggu, 19 April 2020, ada denting suara Whatsapp, pertanda ada yang mengeposkan sesuatu di sana. Ternyata link video di Youtube: “SINTEDARU Episode 1 – Teater, Suami Istri Ngobrol Teater dari Rumah”. Posting dengan judul video itu tentu saja menimbulkan keingintahuan untuk dibuka dan ditonton, meskipun saat itu malam sudah akan mulai menggelinding menuju dini hari…

SINTEDARU, rupanya singkatan dari “Suami Isteri Ngobrol Teater dari Rumah”, sebuah channel yang direncanakan tayang setiap hari selama Work from Home, demikian dikatakan oleh Eko Ompong, sebagai pengisi konten acara itu --yang mengisinya dengan obrolan ringan antara suami dengan isteri tentang teater sebagai bagian dari Work from Home karena pandemi Covid. “Cuma isteri saya tidak masuk di frame…. Nanti dia yang tanya, saya yang jawab”, katanya sambil tertawa. “Jadi saya akan ditanya oleh istri saya. Dengarkan suaranya ….. ”

Obrolan pembuka di awal video itu memang terasa santai karena memang itu adalah obrolan yang nyata antara suami (Eko) dan isteri (Cucut), yaitu obrolan mengenai bidang yang ditekuni oleh Eko sebagai orang teater.

[Cuplikan transkrip pada episode kesatu]:
Cucut    : Obrolnya teater ya mas ya…
Eko         : Iyo. Acara teater SINTEDARU. Kepiye to
Cucut    : Aku dudu cah teater kok soale...
Eko         : Yo ora popo. Ning lak bojomu wong teater.
Cucut    : Oh ya, teater. Titer ya…


Dan terdengar suara tawa renyah mereka sebelum kemudian dialog atau obrolan dan tanya jawab seputar tema materi episode 1 itu pun dilakukan secara serius.


***

Demikianlah. Bagi yang tertarik, maka setiap episode pun diikuti atau disimak. Maka sampai dengan saat tulisan ini dibuat, SINTEDARU sudah memasuki episode yang kesepuluh. Simak nomor-nomer episodenya:


Episode 1: Teater Dasar
Episode 2: Teater Modern dan Tradisional   
Episode 3: Teater dan Drama
Episode 4: Teater dan Pendidikan
Episode 5: Teater di SMK dan Sekolah Umum
Episode 6: Teater dan Manajemen
Episode 7: Sutradara
Episode 8: Aktor
Episode 9: Teater dan Penonton
Episode 10: Teater dan Masyarakat



Wah, hebat ya… Tayang setiap hari dengan konten yang bervariasi mengenai teater. Siapa pun bisa menikmati seri pelajaran ini. Maka berbagai keingintahuan di balik keberadaan program ini pun lalu timbul…..

Satu hal yang menarik perhatian dari program SINTEDARU ini adalah ia muncul sebagai salah satu solusi kegiatan belajar teater dari rumah secara online yang diproduksi selama pandemi Corona-19 berlangsung. Belajar mengenai teater dapat dilakukan secara lebih fleksibel, anytime, karena materi atau konten disajikan dalam bentuk audio-visual yang berfungsi sebagai bahan belajar. Selain itu, konten disajikan secara santai dan ringan, mudah diterima oleh orang yang mau belajar atau yang ingin memeroleh pengetahuan ataupun sekedar mencari informasi mengenai teater, bisa untuk siapa pun atau umum tanpa persyaratan jenjang pendidikan khusus.



Bagi yang profesinya adalah pengajar, program semacam ini merupakan salah satu wujud nyata dari kegiatan work from home yang direncanakan atau dirancang dan dikelola secara serius karena memiliki pola atau struktur. Tayangan ini dipikirkan sebagai bagian dari work from home bagi perancangnya sekaligus juga ditujukan untuk kegiatan learn from home bagi target audience-nya. Gagasan diproduksinya program SINTEDARU ini merupakan pengembangan dari latihan teater dari rumah via Whatsapp group bersama kelompok TbR (Theater by Request) dan JGTI (Jaringan Guru Teater Indonesia) yang dilakukan secara rutin. Biasanya dalam latihan teater diberikan materi praktik sekaligus pengetahuan. Basis pengetahuan itu diberikan berdasarkan pertanyaan atau evaluasi atas nomor-nomor pelatihan yang disajikan. Jadi anggota TbR dan guru teater se-Indonesia yang tergabung dalam JGTI merupakan target utama dari channel ini, tetapi tidak menutup kemungkinan, tayangan melalui channel SINTEDARU ini juga bisa disaksikan oleh siswa teater, mahasiswa teater dan orang-orang yang senang dengan atau ingin mengetahui dasar-dasar teater. Jika dikonfirmasi, apa tujuan dari pembuatan program melalui channel SINTEDARU ini, maka Eko sebagai penggagasnya menjelaskan bahwa tujuannya hanya sekedar memberikan atau berbagi pengetahuan tentang teater kepada khalayak. Jadi lebih kepada edukasi secara umum saja.


Untuk mewadahi penyajian materi pengetahuan teater ini diperlukan sebuah media tersendiri. Konsep obrolan atau tanya jawab dipilih karena dalam pelaksanaan latihan tatap muka, pengetahuan memang biasanya disampaikan melalui obrolan dan tanya jawab. Untuk mengganti tatap muka secara langsung, dibuatlah video sebagai sarana tatap muka secara virtual. Video memberikan kemudahan dalam menjelaskan aspek pengetahuan karena ada penyampai materi yang dapat dilihat, dan ada informasi yang dapat didengar. Menurut Eko, Youtube dipilih karena laman penyedia video ini gratis dan bisa diakses oleh banyak orang selama mereka memiliki tautannya. Perangkat atau gawai yang digunakan pun umum dimiliki oleh hampir semua orang, misalnya menggunakan telepon genggam atau laptop.

***


Karena frekuensi tayangnya yang direncanakan setiap hari selama WfH, maka timbul keingintahuan, bagaimana ya mengelola konten atau materinya? Harus ada topik yang mau diobrolkan, begitu jawab Eko. Topik, tentu bukanlah perkara mudah. Mengapa? Penyaji sekaligus penyedia materi harus memiliki berjuta alternatif konten yang relevan, akuntabel, kredibel, layak, dan sesuai, sekaligus menguasainya.  Penyajian semua konten ini juga perlu dikelola dalam arti bagaimana menyajikan setiap episode supaya terstruktur, menarik, berisi, dan mudah dipahami. Peran pertanyaan pun akhirnya menjadi penting, karena pertanyaanlah yang akan mengarahkan penyaji agar sajiannya mencapai tujuan-tujuan yang disebutkan tadi. Maka, tentu pengelolaan konten dan pertanyaan menjadi hal yang sangat utama, di luar pengelolaan secara teknisnya yang juga bisa mengalami kendala, misalnya perekaman video, editing, pengunggahan ke Youtube, jadwal perekaman, lokasi pengambilan gambar, alat perekam, pencahayaan, memori di telepon genggam sebagai sarana perekam, proses rendering, koneksi internet, dan sebagainya.

Bagi siapa pun yang ingin membuat program serupa, maka kesiapan dalam mengelola konten dan penguasaan konten secara akuntabel dan kredibel menjadi personal quality yang harus dimiliki. Dalam program SINTEDARU, hal ini dipenuhi misalnya ketika penyaji menjelaskan topik pada setiap episode. Selain mengemukakan critical thinking-nya, penyaji tak lupa menyertakan pendapat tokoh-tokoh teater atau buku-buku yang digunakan yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Sebut saja sebagai misal, ketika mendefinisikan apa itu teater, maka nama Harimawan disebutkan, juga ketika bicara mengenai teater tradisional dan modern, nama pak Bandem, Sal Murgiyanto, Putu Wijaya pun muncul, ketika membicarakan perbedaan antara teater dan drama, Bakdi Sumanto digunakan sebagai acuan, dan sekian nama tokoh lagi yang berasal dari negara barat pun digunakan sebagai acuan untuk menjelaskan materi secara lancer, akuntabel, dan kredibel.


Formulasi pertanyaan, juga menjadi kunci dari penyajian konten secara terstruktur, menarik, berisi, dan mudah dipahami. Dalam SINTEDARU, meski selalu berada di luar frame atau tetap tidak mau masuk ke dalam frame, Cucut (Afni Prawesti) menghayati perannya sebagai “istri” yang bertanya kepada suaminya. Ia harus memaknai setiap pertanyaan yang terlebih dulu dibuat oleh “suaminya” (hehehe…) dan mengubahnya menjadi kalimatnya sendiri dengan gayanya sendiri ketika ia bertanya. Termasuk ketika mengakhiri obrolan …

[Cuplikan transkrip pada episode kedua]:
Cucut    : Oh… next aja
Eko         : Oo… next aja ya… OK… kalau begitu …
Cucut    : Aku mau mandi (tertawa)
Eko         : OK(tertawa) Teman-teman, karena istri saya mau mandi, jadi untuk teater dan drama
  kita bicarakan di episode berikutnya …

[Cuplikan transkrip pada episode ketiga]:
Eko         : Ada pertanyaan lain?
Cucut    : Gak ada.
Eko         : Tenane (tertawa)
Cucut    : (Tertawa)
Eko         : OK. Teman-teman, untuk episode tiga ini tentang teater dan drama, kita cukupkan sekian
  karena istri saya gak mau bertanya lagi… (tertawa) Kita ketemu di episode berikutnya ….

Sebagai obrolan antara suami isteri, SINTEDARU bukan sekedar obrolan, tetapi juga kerjasama yang kompak dan tulus antara suami dan isteri. Menikmati perannya sebagai orang yang mengajukan pertanyaan untuk memantik topik yang dibicarakan Eko pada setiap episode, pekerjaan yang juga dilakukan oleh Cucut adalah mengedit dan mengunggah video ke Youtube karena semuanya itu ia yang melakukannya, termasuk menentukan aplikasi yang digunakan untuk mengedit dan Youtube studio untuk memilih thumbnail.  Apresiasi perlu diberikan untuk keduanya, for managing to do such a great job every single time!  Juga untuk gagasannya tentang salah satu cara belajar dari rumah, bekerja dari rumah, yang direalisasikan, karena every job is a self-portrait of the person who does it.

Menyimak produksi episode SINTEDARU, siapa saja bisa memilih nomor-nomor yang ingin dilihat dan dipelajari sesuai ketertarikan topiknya, melalui video yang berdurasi antara 8 – 14 menitan untuk setiap episodenya sampai saat ini. Ringan, relaxed, dan bisa dipelajari kapan saja dan oleh siapa saja. Work from Home dan Learn from Home menemukan maknanya pada pekerjaan apa pun yang memberikan manfaat bagi orang lain, jika itu semuanya dilakukan dari hati sebagai Work from Heart. So, keep it up!


Ditulis pada masa WfH
Pandega Mandala, penghujung April 2020. 

4 comments:

  1. Artikel bagus, kritis dan mendalam.
    Terima kasih mbak Rin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, mas Fajar. Belajar jadi penikmat sebuah program dan menuliskannya...

      Delete