
Sekolah adalah lembaga bagi para peserta didik untuk belajar dibawah pengawasan guru atau pengajar. Sedangkan lembaga adalah institusi atau pranata yang di dalamnya terdapat seperangkat hubungan norma-norma, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang nyata dan berpusat kepada berbagai kebutuhan sosial serta serangkai tindakan penting dan berulang (ini versi om Macmillan). Jadi sekolah bisa saja sebagai institusi atau pranata dimana di dalamnya ada norma, nilai, keyakinan , yang berpusat pada kebutuhan sosial dan yang terpenting adalah serangkaian tindakan berulang. Lebih sempit lagi bahwa sekolah itu adalah untuk belajar dan itu diulang-ulang samapai menjadi satu kebiasaan atau habitus seseorang.
Katanya sekolah Corona ini dibuka di Indonesia sejak tanggal 2 Maret 2020 dan sampai sekarang masih belum di tutup, meskipun sekolah ini sudah sejak awal tahun 2020 di buka di negara lain. Sekolah yang bernama Corona ini menyediakan berbagai macam mata pelajaran, dan peserta didik dengan bebas memilih mata pelajaran yang disukai (sekolah ini terimbas dengan kebijakan pendidikan kita “merdeka belajar”). Jadi peserta didik bebas memilih mata pelajarannya dan merdeka cara belajarnya, serta tujuan belajarnya juga disesuaikan dengan peserta didiknya masing-masing. Mata pelajaran yang disediakan oleh sekolah ini juga luar biasa banyak, sebanyak dengan pemikiran peserta didiknya. Adakah mata pelajaran kesehatan?, yang pasti ada dan ini mata pelajaran yang paling banyak dipelajari oleh banyak peserta didik. Isi materinya dari mata pelajaran kesehatan ini adalah luar biasa banyak mulai dari kebijakan negara tentang kesehatan, aturan-aturan atau regulasi tentang kerumahsakitan, pengetahuan kebakterian dan kevirusan, pola penyebaran penyakit, kebijakan makan makanan sehat, penggunaan pakaian sehat termasuk penggunaan masker atau brongsong mulut dan hidung, pelajaran tentang tata cara cuci tangan, bahkan tentang ngupil dan ngucek mata pun juga dilajari. Ada mata pelajaran Ekonomi dan Bisnis, berisi hukum ekonomi, kebijakan moneter, kebijakanan fiscal, strategi bisnis, UMKM, sistem market, sampai ada juga materi tentang strategi cerdas mendapatkan keuntungan dari efek kepanikan (hehehe top pokoknya). Ada mata pelajaran Etika dan Sosial, berisi materi etika pergaulan terbuka, etika berinteraksi, tata cara bersosialisasi berkelompok, bahkan ada juga materi tentang etika bersin dan batuk. Ada mata pelajaran Politik dan Hukum dan Keamanan, materinya berisi regulasi mobilitas manusia, hukum keamanan zonasi, strategi perang tanpa sejata, spionase dan macam-macam materi yang berkenaan dengan hukum, politik dan hukum (bahkan ada materi tentang strategi menghancurkan lawan pada posisi kelumpuhan). Ada mata pelajaran Psikologi, materinya strategi kesehatan mental, tips berfikir positif, strategi meredam kecemasan, aplikasi sistem religi terhadap virus dan bakteri, bahkan ada materi metafisika virus dan penyakit. Ada mata pelajaran farmakologi, berisi materi efektifitas empon-empon terhadap virus, efektifitas bahan kimia terhadap virus dan bakter, pengetahuan bahan kimia terhadap antobody. Di sekolah ini juga masih banyak mata pelajaran yang lain yang belum disebutkan tadi, bahkan ada mata pelajaran baru yang sengaja diciptakan sendiri, misalnya pengetahuan bumi dan antariksa, materinya berupa pengetahuan sinar matahari, pengetahuan suhu bumi, pengetahuan cuaca dan musim, pengetahuan tentang hembusan angin, dan macam-macam lah.
Sejak pertengahan bulan Maret 2020 sekolah Corona berpindah dan dibatasi zonasinya, yaitu di rumah masing-masing. Sebelum bulan maret sekolah ini ada dimana-mana, baik di kantor, taman. Mall, pasar, jalan raya, tempat ibadah dan dimana-mana. Sistem pembelajarannya terbuka dan memanfaatkan saluran media digital, maupun media konvensional. Jadi ketika medio awal tahun sampai dengan awal bulan maret, peserta didik sekolah Corona ini hanya belajar pengetahuan (pada ranah kompetensi inti 3 (KI 3), dan kompetensi dasar 2 (KD 3)). Sejak pertengahan bulan Maret tahun 2020, peserta didik menambah kompetensi yang dipelajari, yaitu kompetensi keterampilan (Kompetensi Inti 4 (KI 4), dan Kompetensi Dasar (KD 4)). Nah semenjak sekolah Corona pindah zonasi, dari zonasi bebas, menjadi zonasi terkendali, materi yang dilajari juga semakin terkendali, terutama masalah pola hidup sehat (memakan makanan sehat, tercukupi kebutuhan asupan gizi, vitamin dan macam-mcam deh, cuci tangan yang sering, mandi yang rutin, dan mengenakan pakaian sehat serta yang macam-macam lagi lah), kesehaan fisik (olah raga, berjemur, maupun hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan fisik deh), dan kesehatan mental (yoga, meditasi, motovasi, berfikir positif, beribadah mendekatkan diri pada sang Pencipta). Dan yang menjadi pertanyaan adalah apakah pelajaran yang didapat selama sekolah corona ini akan bisa menjadi habitus atau kebiasaan dalam kehidupan sehar-hari setelah sekolah corona memwisuda kita. Apabila ada perubahan positif dalam diri dan jiwa kita,maka sekolah corona ini berhasil, dan apabila tidak ada perubahan positif atau termasuk dalam golongan perubahan negative, maka sekolah corona tidak mampu mengubah diri dan jiwa kita. Selamat menempuh dan menjalankan sekolah corona. (Heru Subagiyo, 14 April 2020)
Metafora yang menarik!
ReplyDeleteKelulusan dari sekolah ini tidak akan ditandai dengan selembar ijasah...
Belajar dan terus berubah tiada henti mas....
ReplyDeleteSiip Mas ..
ReplyDelete