---Heru Subagiyo
Program kerja dari rumah atau belajar dari rumah karena efek virus covid-19 atau corona, merupakan salah satu program karantina mandiri. Program ini merupakan salah satu program agar tidak tertular atau menularkan virus covid-19. Satu sisi program ini membatasi ruang gerak menjadi sempit atau terkontrol, tetapi hal ini tidak bisa membatasi yang namanya ruang imajinasi atau ruang kreatifitas. Ruang kreatifitas tidak bisa terbatasi oleh ruang realitas dan waktu. Justru dengan terbatasinya ruang gerak, akan memfokuskan hal-hal yang dahulunya tidak menjadi pengamatan, akan menjadi fokus dan itu bisa memicu ide atau gagasan serta kreatifitas akan muncul. Ketika ruang gerak tidak terbatasi, barang atau benda-benda bekas akan menjadi barang atau benda bekas adanya, tetapi ketika ruang gerak terbatasi barang yang tidak berharga akan menjadi barang yang siap memiliki harga. Campur tangan kreatifitas dan inovasi lah yang berperan.
Pond arrangement dalam judul ini adalah kegiatan menyusun atau menata kolam ikan dari barang-barang bekas atau barang-barang yang ada di sekitar kita, yang sudah dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Awalnya hanya mengamati barang-barang itu di sekitar kita, dan memunculkan ide atau gagasan (bisa dijadikan apakah barang tersebut). Setelah itu baru mengamati lebih selektif dan meluas kepada barang-barang yang lain, apakah bisa mendukung sebagai elemen kelengkapan barang utama. Ketika semua barang sudah terkumpul, baru dilakukan kegiatan persiapan mengubah barang-barang bekas atau yang sudah tidak bermanfaat tadi menjadi barang baru. Dalam kegiatan inilah peran kreatifitas dan inovasi mulai muncul (seolah-olah innovator, padahal ya cuma kepepet saja).

Kegiatan pertama adalah membersihkan dan menambal lantai pot bunga yang berlubang dengan semen sedikit (kolam utama dari bekas pot tanaman yang tidak dimanfaatkan lagi). Setelah menambal dengan semen, kemudian dilanjutkan dengan melapisi dengan bahan pelapis beton kolam (jangan lupa membersihkan dan mencuci pot tersebut sebelum dilapisi, maklum masih penuh dengan media tanam tumbuhan). Setelah dilapisi dan dikeringkan, mulai dicoba isi air, masih bocor apa tidak. Kalau sudah tidak bocor berarti aman dan siap dengan kegiatan berikutnya, yaitu menyiapkan elemen pendukung yaitu, bahan atau material yang melengkapi kolam tersebut menjadi lebih artistik. Sebenarnya kolam seperti tampak pada gambar sudah siap digunakan untuk tempat hidup ikan, tetapi ikan pasti tidak akan nyaman hidupnya (seperti tempat hidup ikan di gurun). Air kolam tersebut pasti panas karena terpapar panas matahari lebih lama, dan karena berwarna hitam (maklum taruh kolamnya di area full sun).


Kegiatan kedua adalah menyiapkan elemen pendukung kolam tersebut agar lebih nyaman dan lebih artistik (artis banget). Barang pertama adalah persiapan tempat filter, atau penyaring kotoran ikan, dan ini juga dari barang bekas (bekas pot kaktus). Barang dalam gambar ini adalah bekas pot yang diubah menjadi tempat filter atau penyaring kotoran ikan. Pot ini juga perlu dilapisi bagian dalamnya dengan pelapis beton agar tidak bocor (padahal tetap diberi lubang untuk mengalirkan air pada bagian dasarnya). Setelah pot tersebut siap, baru diberi bahan penyaring air (bahan dakron untuk filter yang digunakan untuk filter air aquarium). Barang kedua untuk elemen pelengkap yang perlu disiapkan adalah landasan tempat filter. Landasan atau tempat dudukan filter ini juga dari bahan natural dan gratis, tinggal bagaimana kreasi kita merangkainya. Barang ini terbuat dari ranting bambu kering dan dapat munggut dari kebun tetangga. Ranting bambu ini sangat kuat dan tidak keropos serta mudah dirangkai. Selain itu ranting bambu ini bisa sangat artistik. Cara membuatnya juga tidak sulit, hanya bermodalkan alat potong dan kawat sebagai pengikatnya. Karena akan diletakkan di atas pot kolam utama, maka dibuat tidak sama panjangnya. Tatakan atau lantasan filter ini tidak perlu di lapisi coating kayu (kalau mau dilapisi, perlu pelapis kayu yang tidak berbahaya untuk air kolam dan ikan).

Barang kedua sudah siap, selanjutnya adalah barang atau elemen ketika yaitu batu. Elemen ini sangat banyak di sekitar kita, tinggal pilih sesuai dengan selera dan kebutuhan kolam. Yang perlu diperhatikan terhadap pemilihan batu untuk kolam adalah lebih baik menggunakan batu yang banyak rongganya (lavarock). Batu berongga ini selain untuk keperluan artistik juga sebagai media atau rumah bakteri pengurai kotoran ikan. Kita ketahui bahwa kotoran ikan akan memproduksi amoniak, dan untuk itu perlu proses nitrifikasi, agar kotoran ikan tersebut tidak menjadi amoniak. Amoniak dalam air bisa menyebabkan kematian pada ikan.

Kegiatan ketiga adalah mulai merangkai atau menyusun (arrangement) semua elemen yang sudah disiapkan, menjadi satu bentuk kolam ikan. Kegiatan merangkai ini sesuai dengan selera dan gambaran dari ide atau gagasan awal. Dimulai dari persiapan kolam, meletakkan tatakan tempat filter, dan meletakkan tempat filter pada tatakannya. Tempat filter ini tidak perlu dikunci atau dibuat permanen, agar mudah ketika membersihkan filter yang telah kotor.

Perlu diingat bahwa pembuatan kolam ikan adalah pembuatan ekosistem terkontrol, karena tempat itu akan dihuni oleh maklum hidup, sehingga perlu syarat nyaman dan sehat untuk tumbuh dan berkembang ikan. Untuk memenuhi syarat tersebut, berarti air perlu oksigen terlarut dan bakteri pengurai yang melimpah serta meminimalisir tumbuhnya algae (secara natural, air yang hijau, coklat, hitam, bahkan merah merupakan indikator kalau air tersebut banyak mengandung algae). Tumbuhnya algae dalam air perlu dikontrol, karena akan berebut oksigen terlarut dengan ikan. Kolam ini fullsun atau tempatnya outdoor, maka air perlu adanya pelindung dari paparan sinar matahari langsung agar tidak tumbuh algae (meskipun algae juga bagus sebagai makanan alami ikan). Untuk itu perlu penambahan tanaman air dalam kolam. Selain untuk tujuan artistik, juga membantu tersedianya oksigen terlarut dalam air. Tanaman air dalam kolam fungsinya hampir sama seperti hutan bagi kehidupan kita, yaitu penyedia oksigen. Selain penggunaan tanaman air dalam kolam, penyediaan oksigen juga bisa dilakukan dengan bantuan aerator (campur tangan teknologi sederhana). Fungsi aerator ini adalah mencampurkan oksigen bebas menjadi oksigen terlarut dalam air. Kita ketahui bahwa kebutuhan oksigen bagi makluk hidup adalah sangat penting. Orang kota banyak yang sakit dan mudah kelelahan adalah akibat dari kekurangan oksigen bersih dalam tubuhnya.

Langkah-langkah yang disebutkan di atas adalah dalam rangka membuat ekosistem terkontrol, yaitu kolam ikan. Penyusunan atau penataan dengan tujuan pembuatan ekosistem ini tidak harus dari barang baru, tetapi bisa dilakukan dengan konsep reuse dan recycle serta refunction (padahal kepepet, karena barang atau benda adanya hanya itu). Dari barang yang tidak bermanfaat, dijadikan barang yang bermanfaat dan berguna. Semua karena ada campur tangan kreatifitas dan daya inovasi. Hal ini sesuai dengan kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki manusia abad 21 (ini seperti pengajar program PKP), dimana manusia akan tetap bisa survive kalau memiliki kompetensi 4C (creative and innovative skill, communication skill, collaboration skill, dan critical thinking and problem solving skill (edisi belajar bahasa Inggris, mohon koreksi kalau belum tepat)). Dan seperti gambar berikut, dimana tercipta sebuah ekosistem terkontrol yang terbuat dari barang bekas atau barang yang beralih fungsi, dari tempat hidup tumbuhan, menjadi tempat hidup ikan.
(Heru Subagiyo, edisi WFH)
Ternyata rajin yo mas, kala di rumah. Isoh melu selfi. Joss. Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Komunikatif.
ReplyDeleteApik tenan; kok yo tlaten. Josss..
ReplyDeleteSing perlu dicatet, ojo diiseni iwak pitik. Sip!!
ReplyDeleteHaha...iwak pitik mlebu neng wajan wae...
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteHidup kolam... Hidup koi....
DeleteOpo maneh iwak tahu karo iwak tempe
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSiip..terinsipirasi bisa sebagai hiasan dan peternakan...
ReplyDeletehe...perikanan..
ReplyDeleteWow...kreatif sekali...
ReplyDeleteaku punya kolam dari pot bunga besar yang kalo tak isi ikan selalu mati...trus teratai kecil berbunga ungu yg mengambang di atasnya selalu hilang diraih orang, karena kolam itu di pinggir pagar rumah...
Jadi pengen ngopeni kolam seperti ini lagi...
Gak dikasih pompa pemutar air ya mbak... Pasti mati
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAda dua kolam ikan dari pot, mas, satu di halaman depan rumah, satu di halaman belakang. Hanya dikasih oksigen, bukan pompa pemutar air ...
DeletePerlu campur tangan teknologi sederhana Mbak.
DeleteSiap buka biro konsultan pond mbak
DeleteYa sesuk aku tak konsultasi ya...
DeleteYang jelas, ini adalah WfH
ReplyDelete... work from heart, bukan hanya from home. Bikin bahagia...
Wah rumah mas Heru bisa jadi eduwisata...klo social distancing dah sls🙂. Selamat, mas Heru..
ReplyDeleteEduwisata perikanan ya mbak..
DeleteHidup kolam.... Hidup koi....
ReplyDeleteHidup Platy, hidup molly dan hidup bardie..
Delete