Thursday, April 30, 2020

WfH Series: “KENANGAN BELAJAR TEATER“

---Marsudi




Bekerja dari rumah, Work From Home (WFH)   kali ini saya isi dengan menulis untuk mengenang kembali sewaktu belajar teater di masa lalu.  Dulu pelajaran yang saya peroleh dalam belajar teater belum mendalam, tidak seruntut apa yang telah disampaikan Mas Eko saat ini di you tube SINTEDARU Episode 1 samapi 10 yang dismpaikan secara bertahap. Dalam  sepekan ini saya mengikuti materi teater yang disampaikan Mas Eko lewat you tube, saya jadi mengingat waktu belajar teater di IKIP Surabaya sekitar tahun 90-an. Untuk bermain peran harus mengerti dan memahami kharakter dari yang diperankan sehingga memudahkan untuk memainkan peran tersebut. Hal ini pernah saya alami sewaktu berlatih teater di Kampus IKIP Surabaya.
Pada saat berlatih teater saya pernah memerankan sosok Al Pacino, kharakter  yang dianggap sosok  kontroversi di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Pemuda yang bernasib kurang beruntung memiliki sifat sesuka hatinya dengan kebebasannya. Susah diatur sampai dikeluarkan dari New York High School of Performing Arts di usia 17 tahun dan kabur dari rumah setelah sempat bertengkar hebat dengan ibunya. Hidup bersenang-senang mengenal ganja sejak usia 13 tahun, ia harus bersedih melihat dua temannya meninggal dunia di usia 19 tahun karena overdosis narkoba. Untuk menyambung hidup, Al Pacino mengerjakan berbagai pekerjaan secara serabutan, termasuk kondektur bus, pengantar surat, dan office boy sekolah. Meski begitu, ia tetap lanjut mempelajari seni peran di HB Studio.  Dengan semangat dan motivasinya Al- Pacino ingin keluar dari masa yang suram dimasa remajanya, sehingga pada akhirnya menjadi orang yang sukses dalam berbagai hal.
Hal yang menarik dari pengalaman ini adalah belajar teater bisa melatih diri untuk berani menghadapi kalayak ramai. Belajar teater bisa dijadikan materi dalam mengisi kegiatan KKN di masyarakat yang pernah saya tempati. Pengalaman yang saya peroleh waktu belajar teater di  Kampus  bisa kami jadikan modal untuk berani menularkan ilmu teater tersebut di tempat  KKN. Materi  yang kami sampaikan waktu itu sebatas olah vocal, improfisasi dan meditasi.
Sebelum mulai berlatih selalu diawali dengan mengucapkan semboyan dan slogan di teater Kampus kami yang berbunyi “Kemarin esuk adalah hari Ini,  Bencana dan Keberuntungan sama saja,  Langit diluar langit dibadan menyatu dalam jiwa” dengan mata terpejam.
Kegiatan berikutnya sebagai cara untuk melatih mental adalah berjalan-jalan  membawa  barang-barang yang mungkin barang tersebut adalah barang  yang  tidak biasa dibawa oleh kebanyakan orang pada umumnya dan melewati jalan ramai yang banyak dilalui orang ( missal: berkalung kerupuk,menarik kaleng dengan suara berisik, dsb ).
Latihan vocal dengan mengolah vocal huruf AAAAAAAAAA, IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII, UUUUUUUUUUUUUUUUU, EEEEEEEEEEEEEEEE,OOOOOOOOOOOOOOOOO dengan pengucapan yang benar dan suara yang keras.
Improvisasi dengan disediakan model / media sebagai bahan improvisasi missal : Bunga…ooo bunga engkau indah sekali bagai bidadari di siang hari dst..nya. Sandal...Ooo sandal engkau tak perduli dengan bebanmu yang berat selalu ditindih oleh kerasnya kehidupan…Disela melintas badai yang keras  menghempas dihimpit oleh kerasnya kehidupan dia terus mencari dan mencari kini semakin terasa cinta mengalahkan segalanya…….. Batang-batang itu adalah kenangan yang semakin lama semakin kurus akhirnya hilang dibalik kabut, tertindih oleh salju…. pucat dan semakin berat… putih cintaku putih rinduku adalah cinta dalam kenang dan rindu………….
Meditasi missal mengingat masa lalu yang paling menyedihkan atau menyenangkan diuangkapan dalam perasaan missal : ditinggalkan orang yang sangat disayangi dan dicintai, peristiwa  yang menyenangkan…dst…
Pengalaman menarik lainnya adalah pernah mengundang penulis Novel “Ahmadi Patrianus” tentang karya tulisnya yang dijadikan sebuah pementasan teater yang diperankan oleh pemeran yang sesuai dengan kharakter peran yang dimaksud seperti dalam naskah dalam novel tersebut, tetapi pemahaman dari penerjemah dari novel ke pementasan teater belum tentu sesuai dengan maksud dari penulis, maka dibuatlah naskah tulisan untuk pementasan teater dan penulis diundang untuk mengamati alur cerita dan kharakter dari peran yang ditampilkan.  Pada peran tersebut ternyata menurut penulis banyak sekali dari maksud tulisan dari Novel tersebut tidak sesuai dengan kharakter peran yang ditampilkan dalam pementasan teater yang diperankannya. Misalnya harusnya pemeranan kharakter orang yang gagah perkasa dan memiliki kemauan yang keras  yang dimaksud dalam Novel justru diperankan dengan kharakter peran yang tua dengan kondisi fisik yang lemah atau sakit-sakitan.
Pengalaman lain yang pernah kami lakukan dalam bentuk lawakan pada acara Kegiatan Karangtaruna di Desa untuk mendampingi PKL SPP/SPMA  sebuah cerita lawakan yang berisi tentang plesetan-plesetan kata jadi lucu  dengan Judul “BOY BOLANG” Kegiatan Pramuka siswa SMK untuk mendampingi lomba  Seni Budaya di tingkat Kabupaten dikemas dalam sebuah cerita dengan Judul “KEN AROK” Kegiatan Pramuka  Siswa SD untuk mendampingi lomba Seni Budaya di tingkat Kecamatan sebuah kisah   dengan Judul “SELAMAT JALAN PELAN PELAN” Kegiatan AMPI di tingkat Kecamatan dengan Judul “SULAP MENEBAK WARNA” dan sebagainya.
Belajar menulis dari pengalaman ini sangat menarik untuk mengenang kembali peristiwa masa lalu dan  bermanfaat untuk menunjang keberanian dalam penampilan di masyarakat pada umumnya.
 Semoga kita tetap mau semangat belajar dan belajar.


Yogyakarta, 28 April 2020
Marsudi

9 comments:

  1. Pengalaman menarik Pak Kumendam, sip!!

    ReplyDelete
  2. Menuliskan pengalaman kita itu menyenangkan. Terus nulis ya pak Mar...

    ReplyDelete
  3. Terima kasih Mas Eko motivasinya...

    ReplyDelete
  4. Terima kasih Mbak motivasinya tetap semangat aamiin..

    ReplyDelete
  5. Bagus pak Marsudi....Al Pacino.

    ReplyDelete
  6. Bagus pak Marsudi....Al Pacino.

    ReplyDelete
  7. Wah...ternyata ahli kulit yg jg pemain teater to.....ayo main teater lg pak Mar

    ReplyDelete
  8. Terima kasih Pak Fajar..motivasinya..

    ReplyDelete
  9. Terima kasih kasih Mbak Irine motivasinya, sekarang dah modern Mbak..itu dulu..model mbiyenMabak..kenangan.....

    ReplyDelete