---Rohmat Sulistya
Selama ini saya menulis pada beberapa blog pribadi dan blog
publik sesuai angin berhembus sepoi-sepoi yang menerpa kepala. Dan tulisan itu
mengalir begitu saja, tanpa dasar ilmu penulisan. Satu-satunya bekal adalah
pelajaran Bahasa Indonesia dari SD sampai SMA. Dan itu sangat standar. Ya,
sebuah mata pelajaran. Dengan bekal pendidikan ilmu pasti, science, dan keteknikan,
maka keterampilan menulis tidak mengarah kepada pengembangan imaginasi. Kerja tulis
saya tentu kerja tulis dengan Bahasa teknik yang jauh dari pengembangan
imaginasi.
Tetapi saya menyadari bahwa saya punya passion untuk berkhayal. Saat kelas 1 SMA, guru Bahasa Indonesia -saya ingat Namanya Bu Sujiyati- memberi tugas kepada seluruh siswa untuk menulis cerpen dengan panjang minimal 10 halaman, 1.5 spasi. Respon saya saat itu adalah senang dan tertantang. Disaat banyak teman yang mengeluh dengan tugas itu, saya langsung mengerjakan tugas itu seusai pulang sekolah. Apalagi ada tambahan informasi 10 cerpen terbaik akan diikutkan dalam lomba menulis cerpen nasional. Maka saya makin bersemangat. Dan singkat cerita, cerpen saya selesai dalam beberapa hari, ditulis dengan mesin ketik manual, sepanjang 14 halaman. Dan Alhamdulillah cerpen saya terpilih untuk dikirim dalam lomba cerpen. Apakah juara? Tentu tidak…he he.
--
Dalam 2 minggu ini, saya beruntung dapat belajar konsep
menulis dan mengembangkan imaginasi. Saya tidak tahu apakah istilah ini benar atau
salah. Tetapi, saya mendapatkan pengalaman bermanfaat ketika diminta untuk
menuliskan apapun dalam lintasan pikiran kita sambil diperdengarkan lagu, music,
dan juga tayangan visual tertentu. Bagi saya ini merupakan ilmu baru. Saya
belum pernah mendapatkan trigger ini sebelumnya, belum pernah mengikuti
pelatihan tulis-menulis. Sehingga saya beranggapan imaginasi itu natural; eh
ternyata ada metode pemantiknya.
Hari ini juga saya merasakan pengalaman yang bermanfaat, ketika -dengan metode yang agak berbeda- diperdengarkan sebuah lagu sampai usai kemudian kami diminta untuk menulis 1 kalimat utama yang berkoneksi dengan lagu tersebut dan dikembangkan dalam paragraph. Kita juga dilatih untuk mengasosiasi diri kita dengan kalimat “Jika saya….”. Karena saya tidak konsern pada teori, tetapi menikmati aktivitas, maka saya juga lupa teori apa yang tadi dibelajarkan. Yang jelas saya menuliskan untuk diri saya: /Jika saya sebuah musim, saya adalah hujan gerimis. Karena hujan gerimis selalu menghadirkan suasana romantic, sejuk, dan menenangkan./ / Jika saya sebuah angka, saya adalah 9. Karena 9 adalah puncak capaian. Kesempurnan milik Tuhan, tapi manusia bisa meraih capaian maksimal walau tidak sempurna.//
--
Bagi teman-teman yang menyukai sastra dan terlebih yang tidak menyukai, ini adalah
kesempatan baik untuk belajar kepenulisan dengan metode yang mungkin belum
pernah kita peroleh, seperti yang saya rasakan.
Bagi teman-teman yang menguasai penulisan puisi, reportase, skenario, cerpen; bisa bergabung untuk berbagi. Walaupun nanti muaranya -mungkin- menulis jurnal; tetapi saya berpendapat dasar-dasar kepenulisan ini penting untuk membuka wawasan dan membuka benang-benang kusut yang menghalangi imaginasi positif kita.
Sesungguhnya imajinasi itu bersifat natural dan personal, jadi fungsi diberikannya pemantik atau writing prompts itu adalah untuk membuat kita peka dan terbiasa atau peduli terhadap tersedianya berbagai fenomena di sekitar kita. Saya setuju, jangan diingat teori-teorinya, tapi nikmati saja bagaimana aktivitas yang dikemas dari teori itu, karena aktivitas dirancang untuk sebuah proses belajar. Terimakasih untuk refleksinya, mas Rohmat, saya lagi-lagi sukaaaa....
ReplyDeletethanks very much for the teorinya...
DeleteMy pleasure. Don't bother too much about the theories, just continue enjoying the process and the writing activities...
DeleteRefleksi yang luar biasa mas Rohmat..tidak mudah "bercermin" pada apa yg telah kita peroleh/alami.
ReplyDeletemakasih mba Dig, for the appreciation..
DeleteSesungguhnya menulis reflektif itu mudah, paling menyenangkan, dan menuntun kita untuk belajar dari apa yang kita alami tanpa kita sadari...
DeleteMari berbagi dengan menulis dan sesunggunya, itu ibadah
ReplyDeletemari berbagi ilmu dan menulis dengan diniatkan ibadah....
Delete