Friday, February 15, 2019

Sajak-sajak



---Rin Surtantini

(1)
Menerbangkan Daun-Daun

telah tiba saatnya aku menerbangkan daun-daun itu
ke langit luas yang kutanamkan sebagai masa depan

dulu kupelihara setiap helainya sejak berwarna hijau
sebab di setiap garis tulangnya terbaca mantra-mantra
yang tanpa lelah kau guratkan tajam menjelang terang
juga pada sederetan malam yang selalu kita hidupkan
hingga pohon-pohon makin subur tumbuh dan rindang

daun-daun itu memang lamban terbang ke angkasa
semua mantra yang ada perlahan mengeras tak terbaca
patah pada tulang-tulang daun yang menguning kering

maka hidup adalah cara memandang yang kita miliki
jika itu tumpukan kenangan, langit bukanlah tujuan

telah tiba saatnya kulepaskan rajah yang pernah tertulis
seiring ikhlasmu menyaput ingatan menjaring bintang

(Yogyakarta, 2018)



(2)
Pertaruhan

Rin Surtantini

di atas pentas kulepaskan segenap baris-baris kata
berselubung nukilan ujaran, mantra dan tulisan
mengukuhkan kebenaran dalam alam pahamku

basah tubuhku seirama rintik hujan bulan Februari
mestikah aku berpayung pada yang tak diyakininya
ratusan pandang adalah rahasia tak dapat kukira

di atas panggung kupertaruhkan kehendak abadi
atas kata yang tak berdusta pada segenap makna
atas kata yang tak berlindung di lembar selubung

(Bandung, 2018)



(3)
Perempuan Pembakar Seteru

aku tahu kau sangat ingin sekali melipat lidahku
di hadapan mereka kaulah yang harus dapat tereja

seorang perempuan kau rasakan membakar seteru
tak beri kau waktu untuk melumat dan mencerna

secangkir teh tak bergula kuhirup tanpa rasa kelu
memerdekakanku dari yang tiada pernah kau rela

(Yogyakarta, 2018)

3 comments:

  1. mantap. Jadi pengin buat puisi...dulu saya seneng buat puisi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, mas Rohmat.
      Ayo buat lagi puisi2nya.
      Ini salah satu kegiatan saya yang membahagiakan hati dan memerdekakan jiwa, sejak dulu...

      Delete
  2. puisi menjadi sangat penting di tengah hiruk-pikuk prosa

    ReplyDelete