Thursday, February 14, 2019

Sahabatku


---Tri Suerni
[seri Workshop Menulis Bebas]


Pesawat mendarat dengan mulus dan tepat jadwal. Aku turun dengan tanpa tergesa karena waktuku masih longgar. Pagi itu gerimis turun seolah-olah menyambut kedatanganku di kota yang telah lama aku tinggalkan. “Hei, rupanya kau ya?’, sentak seseorang sambil menepuk pundakku dari belakang.

Aku sangat kaget melihat teman lamaku sudah berada di situ. “Kok kamu sudah ada di sini?’, kataku dengan gembira. Dia adalah sahabatku sejak kecil selama aku masih tinggal di desa kelahiranku. Kini aku sudah bekerja di Jakarta, di kantor Telkom. Rupanya ketika aku memberi kabar orang tuaku, bahwa aku akan pulang kampung dalam libur cutiku ini, ibuku telah memberi tahu pada sahabatku yang masih tinggal di desa, akan kedatanganku dari Jakarta. Aku sangat terharu , karena persahabatanku dengannya sampai saat ini masih terjalin kuat.

Tak lama kami kemudian kamipun pulang menuju rumahku. Dalam perjalanan tak henti-hentinya kami saling bercerita dan saling berbagi pengalaman, seakan-akan waktu hanya sekejap saja sudah sampai rumah. Aku lega sudah sampai rumah dengan selamat dan bertemu dengan keluarga dan sahabatku.

Hal yang sangat menarik dari cerita sahabatku adalah sahabatku juga sudah berhasil menjadi seorang insinyur pertanian, namun dia tidak tertarik untuk keluar dari kampung halamannya, karena ingin mengabdikan ilmu yang telah diperolehnya di desa kelahirannya, yaitu ingin membangun dan memajukan desanya menjadi yang terbaik di kotanya.

2 comments:

  1. Mungkin banyak insinyur-insinyur pertanian seperti dalam cerita ini, hanya tidak terpublikasi, hehehe...

    ReplyDelete