Thursday, February 21, 2019

SAMPAH

---Fajar Prasudi

Ketika saya dan mas Rohmat mau ke Studio musik untuk datang di workshop penulisan Vidyasana, mobil mas Rohmat yang mau digunakan tertutup truk sampah yang sedang menaikkan sampah, sehingga tidak bisa keluar. Sambil menunggu truk sampah menaikkan sampah ke dalam bak truk iseng-iseng saya menanyakan ke sopirnya:
“Sampahnya mau dibuang ke TPA mana pak?”.

“Di Piyungan mas, tapi sekarang sudah mulai penuh” jawab sopir truk itu,
“Katanya di Piyungan sudah penuh pak, “ lanjutku.

“Dipaksakan dibuang di sana mas, habis gimana lagi, belum ada tempat baru yang deal” jawab sopir truk sampah itu.

Sambil ngeloyor menjauh karena sampah yang dinaikkan ke truk menebarkan debu yang mengganggu pernafasan dan mengotori badan aku berfikir, kalau saja sampah-sampah organik itu bisa diolah sendiri menjadi pupuk tentu persoalan sampah akan sedikit teratasi untuk jadi solusi dalam bertanam di sekitar kita...

Setelah truk pergi barulah kami berangkat ke studio musik. Lagi-lagi ketika parkir kami menemukan bah sampah, tapi isi sampah organik lagi. Aku bergumam, seandainya sampah ini mampu diolah oleh pekerja landscaping, tentu lahan kita akan makin subur dan hijau dengan pupuk organik atau kompos yang bisa dibuat sendiri, toh kita punya fasilitas pengolah sampah yang sekarang digunakan tidak jelas peruntukannya...

Dari sepotong pengalaman melihat sampah ini terbersit ingatan dalam benakku tentang  sampah jalanan, sebuah vespa yang ditutup aneka sampah hingga bentuknya mengundang tanya... mengapa manusia suka menyampah? Bukankah manusia sudah menjadi produsen sampah paling agresif? Di mana-mana sampah diciptakan. Ada sampah visual yang memenuhi tiap sudut kota, ada sampah beracun yang dibuang di sungai, di laut, di daratan. Ada sampah plastik yang kini menjadi problem internasional, dan yang mengerikan mungkin makin mengunungnya sampah masyarakat. Betapa manusia menjadi tidak berarti ketika mendapatkan julukan dan perlakuan sebagai sampah... Menebar sampah sama halnya dengan menebar teror. Mari kurangi produksi sampah, dan terapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle...

6 comments:

  1. Kejadian kecil yang berfungsi sebagai writing prompt. Saya suka, mas Fajar!

    ReplyDelete
  2. Bagaimana kita mewujudkan niat baik mas Fajar yang cemerlang dan peduli lingkungan di sekitar tempat kita mencari nafkah ya?🤔

    ReplyDelete
  3. Tulisan yang runtut dan bagus bersumber dari hal sederhana namun menuntun pada pemikiran merangkum pengalaman

    ReplyDelete